Buyut Kuta Gede / Makam Buyut Kuta Gede

 Makam Buyut Kuta Gede

Dinamakan "Makam Buyut Kuta Gede" karena Gapura dan Tembok Makam Ki Buyut tersebut menggunakan batu-bata yang berukuran besar. Ukuran bata yaitu panjang 35cm, lebar 18cm, dan tebal 6cm. Makam yang terletak di Desa Bojong Lor, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon ini adalah Makam di Makamkanya leluhur atau pendiri pedukuhan Bojong / Desa Bojong yang bernama Raden Plawat.


Mengenal Raden Plawat

Raden Plawat yang dikenal juga dengan nama Ki Gede Bojong dulu merupakan anak dari seorang Senopati yang berasal dari Kerajaan Majapahit, dan Makam Buyut Kuta Gede ini juga tempat dimakamkanya para istri dari Raden Plawat  atau Ki Gede Bojong yaitu Nyi Mas Mayang Sari, Nyi Mas Andari dan Nyi Mas Raraning. Selain tempat pemakaman dari Raden Plawat atau Ki Gede Bojong dan Para Istri, pemakaman ini juga tempat dimakamkanya Para Kuwu / Lurah penerus kepemimpinan daripada Ki Gede tersebut.

Di Situs Makam Buyut Kuta Gede disana juga ada salah satu makam, yaitu makam dari Ki Kuwu Bedulan / Sura Nenggala atau bernama Ki Wertu.
Kenapa makam dari Ki Kuwu Bedulan atau Ki Wertu ada di Bojong???
Karena Ki Kuwu Bedulan atau Ki Wertu meminta suaka politik kepada istri Ki Gede Bojong.

Penyebabnya adalah Ki Kuwu Bedulan atau Ki Wertu mempunyai seorang adik yang pada saat itu menjabat sebagai Mandor namun memiliki watak karakter yang arogan sehingga selalu bersikap kurang baik kepada masyarakatnya.
Akibat sikapnya yang arogan, masyarakat mengusulkan kepada Ki Weru agar dilepaskan jabatannya.
Setelah jabatannya dilepas, dia lalu mengasingkan diri di daerah pesawahan, dan untuk kehidupan sehari - hari dia dikirim makanan oleh keponakanya (Anak dari Ki Weru).
Karena masih tersisa Dendam maka keluarlah rasa kesal karena dia dilepas dari jabatannya dan mengasingkan diri di pesawahan karena ulah dari kakaknya (Ki Weru), maka dibunuhlah keponakan atau anak dari Ki Weru yang biasa mengirimkan makanan padanya itu.

Atas kejadian pembunuhan yang menimpa pada anak Ki Weru dan permintaan dari masyarakat, akhirnya dibunuhlah sang adik itu oleh tangan Ki Weru sendiri.

Kematian sang adik atau Mandor itu dilaporkanlah Ki weru oleh sang istri dari adiknya itu di Keraton Cirebon untuk mendapatkan keadilan.
Kekawatiran dari Ki Kuwu Bedulan atau Ki Wertu pun muncul atas sangsi yang akan diberikan Keraton Cirebon padanya.

lantas Ki Kuwu Bedulan atau Ki Wertu melarikan diri ke Bojong dan memperoleh Suaka Politik.
Ki Kuwu Bedulan atau Ki Wertu akhirnya hidup menetap di Bojong hingga akhir hayatnya.




Mengenal Nyai Mas Mayang Sari

Nyai Mas Mayang Sari
pada Abad Ke-15 atau tahun 1420 M datanglah serombongan orang dari wilayah timur tengah yang berjumlah 8 orang, yang salah satunya bernama Syekh Sajati yang tujuanya adalah membantu Syekh Nur Jati dalam mensiarkan agama Islam di tanah Cirebon.
Untuk lebih familiar atau menyatu dengan masyarakat Cirebon, Nama Syekh Sajati diganti dengan nama Ki Babu Dempul. Setelah berganti nama menjadi Ki Babu Dempul maka dinikahkan dengan putri dari Ki Gede Konda yang bernama Nyai Mas Agreng dan diberi wilayah Cantilan diwilayah barat gunung jati yang dikenal dengan nama "Alas Arang".

Dalam keseharianya, Ki Babu Dempul adalah sebagai seorang Pande Besi dari kerajinan logam dan dibantu dengan seorang pegawainya bernama Ki Rani dari desa Jemaras.

Ki Babu Dempul atau Syekh Sajati sendiri dengan Nyai mas Agreng dikaruniai 2 orang anak yang bernama Nyai Mas Mayang Sari, dan Nyai Mas Suntrang.


Nyi Mas Andari

Adalah Istri kedua dari Raden Plawat atau Ki Gede Bojong yang berasal dari masyarakat pedukuhan atau asli desa bojong.


Nyi Mas Raraning

Adalah seorang istri ketiga dari Raden Plawat atau Ki Gede Bojong yang merupakan Anak dari Ki Gede Pendawa dari pedukuhan Kali Anyar yang berstatus sebagai penari.

Komentar

Postingan Populer